Siapa yang bersuara?!
.
Tidak mungkin itu Jimin. Tidak!
.
Saat aku berbalik, apa yang di hadapan membuatku tercengang. Dia, Susi?! Eh, maksudku, Suga?!
.
"Lama tidak berjumpa,Sayang." Pria itu mengedipkan sebelah matanya, aku bergidik, menjijikkan sekali!
.
"Karena kau sudah mengetahuinya, mari kita tuntaskan sekarang," seringai mengerikan ada di wajah putih mulusnya, tangannya yang bahkan terlihat lebih halus dari pantat bayi terulur, menjangkau pundakku, tapi sebelum itu tangan lain menarikku menjauh, membuatku berada di posisi belakang punggung nan kokoh.
.
/Untuk kali ini saja, biarkan dia jadi milikku, Kak./
Walau rasa mual masih menggelayut akibat ruangan penuh darah tadi, tapi desir hangat saat Jimin mengisyaratkan bahwa aku miliknya membuat kupu-kupu terbang di perutku.
.
Tunggu ....
.
"Kak?!"
.
.
Tidak mungkin itu Jimin. Tidak!
.
Saat aku berbalik, apa yang di hadapan membuatku tercengang. Dia, Susi?! Eh, maksudku, Suga?!
.
"Lama tidak berjumpa,Sayang." Pria itu mengedipkan sebelah matanya, aku bergidik, menjijikkan sekali!
.
"Karena kau sudah mengetahuinya, mari kita tuntaskan sekarang," seringai mengerikan ada di wajah putih mulusnya, tangannya yang bahkan terlihat lebih halus dari pantat bayi terulur, menjangkau pundakku, tapi sebelum itu tangan lain menarikku menjauh, membuatku berada di posisi belakang punggung nan kokoh.
.
/Untuk kali ini saja, biarkan dia jadi milikku, Kak./
Walau rasa mual masih menggelayut akibat ruangan penuh darah tadi, tapi desir hangat saat Jimin mengisyaratkan bahwa aku miliknya membuat kupu-kupu terbang di perutku.
.
Tunggu ....
.
"Kak?!"
.