Aku memang tidak pantas menjadi penulis. Mimpi kecil itu terlalu jauh dicapai walau aku telah merangkak pada jalan penuh kaca yang membuat seluruh tubuh teriris.
.
Terima kasih sudah mengingatkanku ..., Ibu.
***
Satu demi satu receh kuhitung teliti. Hanya beberapa keping koin dan satu lembar seribuan lusuh kali ini. Mungkin hanya bisa ke warnet beberapa menit dan sebungkus roti? Namun ... bagaimana dengan Nani?
.
Ah, sudahlah.
.
Aku beranjak berdiri. Menepuk sedikit bagian belakang celana rombeng yang tertempel debu sana sini, kaki lalu melangkah mantap ke arah warung kopi.
.
"Hey, jangan pergi lu!"
.
Gawat!
.
Lari!
.
"Eits!" Terlambat. Ujung kaos telah dicengkram kuat.
.
"Lepas!"
.
Meronta. Memukul walau hanya mengenai udara. Menendang-nendang meski kerikil yang malah membuatku berdarah.
.
.
Terima kasih sudah mengingatkanku ..., Ibu.
***
Satu demi satu receh kuhitung teliti. Hanya beberapa keping koin dan satu lembar seribuan lusuh kali ini. Mungkin hanya bisa ke warnet beberapa menit dan sebungkus roti? Namun ... bagaimana dengan Nani?
.
Ah, sudahlah.
.
Aku beranjak berdiri. Menepuk sedikit bagian belakang celana rombeng yang tertempel debu sana sini, kaki lalu melangkah mantap ke arah warung kopi.
.
"Hey, jangan pergi lu!"
.
Gawat!
.
Lari!
.
"Eits!" Terlambat. Ujung kaos telah dicengkram kuat.
.
"Lepas!"
.
Meronta. Memukul walau hanya mengenai udara. Menendang-nendang meski kerikil yang malah membuatku berdarah.
.