Mari tes level creepy kalian Jangan lupa catat poin jawaban, dan jangan curang Pilih salah satu jawaban saja. Oh iya, hati-hati ... ada kutukan
.
Creepy Test
Title: Monster
.
Kabut tipis mengawang pada langit yang belum sepenuhnya fajar. Rinding dingin karena angin tidak tertahankan. Dan suasana makin mencekam. Kapan cahaya mentari akan bersinar?!
.
Aku ketakutan, sungguh.Dalam keheningan suara tapak menggaung lemah. Berimbas pada jantungku, yang makin berdetak cepat tidak kenal waktu. Padahal aku tahu, bunyi itu dari sepatuku.
.
a) Ada bayangan hitam lewat di belakang.
b) Tepukan di pundak.
c) Bisikan.
.
.
Creepy Test
Title: Monster
.
Kabut tipis mengawang pada langit yang belum sepenuhnya fajar. Rinding dingin karena angin tidak tertahankan. Dan suasana makin mencekam. Kapan cahaya mentari akan bersinar?!
.
Aku ketakutan, sungguh.Dalam keheningan suara tapak menggaung lemah. Berimbas pada jantungku, yang makin berdetak cepat tidak kenal waktu. Padahal aku tahu, bunyi itu dari sepatuku.
.
a) Ada bayangan hitam lewat di belakang.
b) Tepukan di pundak.
c) Bisikan.
.
===============
a) Sret! Sontak aku menoleh. Kelebatan bayang hitam sempat melintas di balik punggung. Tapi bagaimana bisa? Apa aku berkhayal? (5+)
.
b) Puk! Jantungku seakan melompat. Tepukan pada bahu membuatku terlonjak. Refleks kuarahkan cahaya senter ke belakang. Namun tidak ada apapun. Hanya kursi-kursi besi berkarat yang sengaja ditinggal. (10+)
.
c) "Untuk secuil pembalasan." Deg! Serak dan dalam, suara itu terbisikkan. Pelan, tapi menggetarkan. Apa itu ancaman? (25+)
================
Aku terpaku sejenak. Mencerna kejadian aneh yang baru saja kualami. Ini tidak berjalan sesuai rencana. Sama sekali.
.
Kenapa hantu-hantu itu marah? Padahal tugasku hanya merekam saja. Kuakui, ini tugas aneh, sangat. Satu juta kudapat hanya untuk memvideo rumah sakit ini pada menjelang malam hingga pagi.
.
Anehnya lagi, tugas itu kuterima. Iming-iming finansial pada saat darurat memang selalu bekerja. Uang seperti segalanya, bukan?
.
a) Terpeleset.
b) Didorong.
============
a) Kulanjutkan saja. Saat aku kembali menghadap depan, tiba-tiba cairan kemerahan tertetes di hadapanku. Licin. Alhasil, aku terpeleset. Bruk! Buruknya lagi, kala posisi jatuhku terlentang, terlihat jelas sosok mengerikan di langit-langit. Menyeringai. Sinis. Pandanganku gelap seketika. (15+)
.
b) Nyala senter yang kugenggam mendadak meredup. Cahaya remang-remang malah menambah plus dalam nilai keseraman. Sial! Bugh! Tidak disangka aku terdorong. Kepalaku yang terlindungi terantuk keras, berhasil menghilangkan setengah kesadaran. Namun entah kenapa, horror itu terlihat jelas. Dalam penglihatan netra yang keburaman, wajah hitam melepuh tersebut menghadapku. Dan saat baru kusadari tangan gosongnya menyeret kakiku, membawanya entah kemana. (25+)
==========
"Mau apa kalian?!" Kini teror itu mengelilingiku, dan nyata. Sesal segera terselip dalam benak. Bagaimana aku tidak menghiraukan peringatan teman-teman?
.
"Argh!" Salah satu makhluk mengerikan menerjang maju, langsung mengunyah jari-jari kaki yang terlihat olehnya. Keadaanku yang terikat tidak bisa berontak.
.
Tak ayal. Kerusuhan tidak terhindarkan. Jika sebelumnya mereka hanya diam, menatap kosong dengan air liur yang menetes menjijikan. Kini, semuanya berlomba-lomba mencabik tubuh kurusku yang tanpa gizi.
Inikah akhir hidupku?
***
a) Masih merekam.
b) Teriakan.
c) Kasihan.
========
a) Kamera di sudut ruangan masih merekam. Adegan-adegan brutal tidak luput dari putaran film. Salah satu makhluk menatap benda itu tidak suka. Kemudian, menelannya bulat-bulat tanpa sisa. Yang langsung menampakkan kepala lain yang ada dalam perutnya. (35+)
.
b)Jerit pilu tersebut memantul, menggema di setiap lorong, hingga sayup-sayup keluar dari bangunan itu. Menghantarkan ngeri pada semua bulu kuduk yang mendengarnya. Termasuk Ella, gadis itu mengerut dalam ketakutan "Seperti suara Fina," gumamnya, bergerak gelisah di mobilnya. Ia khawatir. Namun masih tetap setia menunggu temannya keluar dari rumah sakit terbengkalai tersebut. (25+)
.
c) "Ini benar-benar tidak apa-apa?" tanya pemuda itu, campuran antara ngeri dan gamang. Perempuan di sebelahnya hanya tersenyum, nyaris serupa seringai. "Jangan salahkan aku, perempuan bodoh itu yang menerimanya tanpa paksaan." Lengkung di bibirnya makin lebar, "Setidaknya, makhluk-makhluk peliharaanku itu akan tenang beberapa minggu, sebelum tumbal selanjutnya ditemukan." (50+)
.==========
Tamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar