Aku belum tahu kalau malam itu adalah kesempatan terakhirku untuk terjaga, sebelum tidur selamanya.
***
Tanpa rumah dan perut keroncongan, aku memutuskan untuk melangkah masuk ke dalam hutan. Setelah menyamankan diri pada salah satu batang kokoh sebuah pohon, kupaksakan mataku tertutup dan berusaha tidur.
***
Tanpa rumah dan perut keroncongan, aku memutuskan untuk melangkah masuk ke dalam hutan. Setelah menyamankan diri pada salah satu batang kokoh sebuah pohon, kupaksakan mataku tertutup dan berusaha tidur.
Hutan? Ya, makhluk bodoh mana yang berlindung dalam hutan? Namun, sebenarnya tempat ini mungkin lebih baik daripada tidur di jalanan kota hanya untuk ditendang dan diusir. Mungkin.
Menit berlalu tenang, hingga akhirnya malamku berubah horror saat mendengar dua lolongan serigala yang berbeda. Di bawah sana, beberapa meter dari tempatku berada, terdapat pertarungan sengit hidup dan mati antara dua hewan buas yang jauh lebih besar dari tubuhku. Ini gila! Serigala ukurannya seperti itu?!
Sepasang serigala tersebut menatap nyalang satu sama lain. Entah apa yang mereka perebutkan hingga tidak menghiraukan kucuran darah dari masing-masing luka yang terbuka, sampai aku melihat bangkai kelinci yang dipertahankan serigala berbulu hitam. Mereka lapar. Ini lebih buruk dari yang kupikirkan.
Tubuhku yang membeku tiba-tiba tersentak saat mereka saling menyerang lagi, dua tubuh besar yang menakutkan itu bergelut ganas di atas rumput. Serigala abu-abu mencengkram kaki kanan depan lawan ketika yang lain mengincar lehernya. Melihat intensnya pertarungan tersebut membuatku merinding, kemudian berubah panik saat aku sadar mereka semakin dekat dengan pohon tempatku berada.
Dan aku belum siap sewaktu serigala abu-abu berhasil melempar serigala hitam sampai menabrak pohonku, getaran mendadak tersebut membuat keseimbanganku terganggu, lalu ... jatuh.
Sedetik kemudian aku di tanah, rentan, lemah, serta terlalu kecil untuk melawan dua serigala yang kini sedang menatapku dengan mata penuh hawa nafsu dan liur di mulut mereka. Aku bahkan kalah cepat, tahu-tahu tubuhku sudah berada dalam mulut serigala berbulu hitam. Berakhir sudah, mulutku hanya bisa mengeong minta ampun.
Tamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar