Pages

Rainy Night

Kamis, 25 Februari 2016

Judul: Rainy Night
By: Adelia Putri Spetiani
Berbaring santai di atas bukit sembari melihat bintang bertebaran berkerlap-kerlip sepanjang malam, adalah salah satu kegiatan rutiku setiap hari bersama gadis yang paling kucintai.
Namun satu hal yang berbeda kali ini, dan itu sangat menggangguku. Kemana wajah periang dan selalu tersenyum itu? Kini yang tampak hanyalah wajah suram dan murung, seolah gadisku tengah dilanda masalah besar di hidupnya, dan sialnya aku tak tahu masalah apa itu.
"Ada apa denganmu, Anna?" Ia menghela napas panjang, layaknya seseorang yang sedang memikul beban yang berat.Sepertinya dugaanku benar, dia ditimpa masalah.
"Kenapa hujan tidak segera turun? Padahal sekarang seharusnya adalah musim hujan."
Pertanyaan itu sukses membuat dahiku berkerut. Aku mengerjap beberapa kali, lalu tersenyum memandangnya.

 
"Apa kau ingin hujan turun, Anna?"
"Tentu saja," ujarnya yakin, sangat yakin hingga aku melihat kilatan kesungguhan di dalam mata hijaunya.
"Semenjak hujan tidak turun, stok bunga di toko bungaku semakin berkurang, katanya bunga-bunga kering karena kekurangan air,"ujarnya lemas. Sekali lagi ia menghembuskan napas lelah.
"Dan aku terancam bangkrut."aku tersentak kaget. Kekasih macam apa aku ini? Hingga aku tak tau kabar sepenting itu tentang gadisku. Aku mulai berpikir, akankah aku harus melakukannya.
Anna-kekasihku-bergeming, memandangi kota kelahirannya dari atas bukit ini, lampu-lampu yang menyala terang di kejauhan menambah kesan romantis di bukit ini, namun percuma saja jika kekasihku tak senang, bukan?
"Aku harus bisa membantunya," tekadku dalam hati.


Tak terasa sudah lebih dari satu jam terlewati. Anna menyandarkan kepalanya ke bahu kokohku, dan tanpaku sadari ternyata ia telah tertidur menikmati mimpi indahnya. Kupandangu setiap inchi wajah cantiknya yang damai saat tertidur sesekali kuelus-elus rambut coklat ikalnya yang lembut
"Ini saatnya." Tanganku bergerak kesana kemari disertai mantra yang terucap dari bibirku, dan tentu saja tanpa harus mengusik tidur kekasih tersayangku.
Menurunkan hujan adalah hal yang mudah bagiku,karena aku adalah Leonhardt, pemuda jelmaan dari dewa Zeus-dewa hujan dan langit-yang berwujud manusia.
Tak lama kemudian rintik-rintik air turun perlahan membasahi tanah yang kering kerontang ini. Anna terbangun dari tidurnya, karena permukaan wajah cantiknya basah terkena tetesan demi tetesan air yang turun dari langit itu.
"Hujan!" pekiknya girang, sama seperti reaksi gadis kecil yang dibelikan boneka oleh ayahnya. Senyuman indah itu terukir kembali pada wajahnya, senyuman manis yang mampu membuat hatiku tenag dan senang. Akan aku lakukan apa saja demi melihat senyuman itu setiap saat, termasuk melawan peraturan para dewa di atas sana.
Sebenarnya, menurunkan hujan di kota ini telah dilarang untuk beberapa bulan kedepan. Itu dikarenakan para dewa lain yang marah dengan kelakuan manusia di sini. Menebang pohon seenaknya, membuang sampah sembarangan, tindakan kriminal, dan kelakuan bejat lainnya.
Namun apa boleh buat. Ini demi cintaku.
Sepanjang malam Anna tersenyum, menikmati malam romantis ini dengan menari-nari serta bercanda ria di bawah rinai hujan. Tak jarang tawa bahagianya keluar, dan itu semakin membuatku bahagia.
"I love you!"
Kukecup keningnya penuh kasih sayang, lalu tersenyum lembut sembari memandang matanya yang menyiratkan ketulusan. "I love you too."
Tamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOG TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS