Pages

Dendam

Selasa, 12 April 2016

Judul: Dendam
By: Adelia P.S

”Cepat! pel lantai ini, lalu cuci semua baju kami, dan jangan lupa untuk menyapu halaman belakang,” titah seorang wanita paruh baya, kepada seorang gadis berambut coklat yang tersungkur di lantai.

”Tapi aku masih banyak tugas yang harus dikerjakan,” sanggah gadis bernama Bella itu.

”Tak usah tapi-tapian, CEPAT!” dua gadis kembar lainnya --Sisi dan Sasa-- dengan tega melempar serbet basah tepat mengenai wajah cantik Bella.

Bella hanya bisa pasrah. Ia sudah terbiasa menerima perlakuan dari ibu tiri beserta saudari-saudari
tirinya itu.

”Lihat saja nanti!”batin Bella.

***

Jam 12 malam

Terlihat, sosok gadis berambut coklat dengan gaun hitam yang penuh dengan bercak darah tengah menyeret sebuah mayat yang di sekujur tubuhnya penuh dengan bekas luka cakaran. Apa gadis itu manusia? Ataukah hantu? Jika ia manusia, tapi kenapa kulitnya begitu dingin dan pucat? Tidak hanya itu ... Matanya juga merah bersinar di tengah gelapnya malam.

Tok! Tok! Tok!

Gadis itu mengetuk sebuah kamar milik saudari-saudari tirinya. Tapi sebelum itu, mayat yang dibawanya tadi sudah ia buang di samping rumah --yang seharusnya-- miliknya. Tak lama setelah itu, keluarlah seorang gadis berambut pirang dengan poni sebelah kanannya, Sisi.

”Apa yang--” sebelum Sisi menyelesaikan kalimatnya, ia sudah digorok terlebih dahulu oleh gadis berambut coklat tadi.

”Hanya tersisa satu,” gumam gadis misterius itu.

”Sisi siapa yang mengetuk ta-di?” tanya gadis lain yang mirip dengan korban sebelumnya, Sasa.

Sasa melihat sekelilingnya dengan mata yang membulat sempurna. Darah menggenang di mana-mana, dengan mayat Sisi yang terbujur kaku dengan kepala yang terpisah dari badannya.”Apa yang kakak lakukan?”pekiknya.

Gadis berambut coklat itu tidak menjawab, ia malah mengangkat tinggi-tinggi kapak yang sedari tadi digenggamnya.

Crash!

Satu ayunan saja, kapak itu sudah berhasil membelah badan Sasa menjadi dua bagian.

”KAKAK!”teriak Bella mengejutkan gadis misterius ini. Selang beberapa detik kemudian, kedua kakak beradik berbeda alam ini berpelukan penuh dengan kasih sayang.

”Halo adikku sayang,” gadis misterius berambut coklat itu tersenyum penuh ketulusan.

”Terima kasih telah membalaskan dendamku kak Billa.” Bella berucap dengan penuh rasa terima kasih.

”Sama-sama adikku, ini adalah dendamku juga.” ujar arwah dari kak Billa.

Pada malam itu, terjadilah tragedi pembantaian di rumah mewah milik seorang pengusaha yang tewas keracunan 5 tahun lalu.

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOG TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS