Udara malam yang dingin begitu menusuk kulit, membuatku harus beberapa kali merapatkan balutan jaket tipis yang sedang kupakai. Jalanan berlumpur yang licin mengotori sepatuku, menambah kesialanku hari ini. Entah siapa yang harus kusalahkan, bos yang memerintahkanku
"Hati-hati!"
Suara siapa itu? Dengan sigap kubalikkan badanku, namun yang kutemukan hanyalah jalan kosong yang disinari lampu kuning yang berpijar remang-remang. Mungkin itu hanya halusinasiku. Mungkin.
Tapi ... kenapa aku merasa seperti diawasi?
Kulanjutkan perjalanan menuju rumahku dengan tergesa-gesa, aku sudah tak sabar untuk segera bergelung nyaman di kasur, lagipula aku mulai ketakutan. Jalan ini begitu sepi dan menyeramkan. Bagaimana jika aku ...? Ah, membayangkannya
"Waktumu telah tiba!"
Bugh!
***
"Ugh!" Semua badanku terasa remuk redam, bagaikan telah bekerja rodi pada masa penjajahan. Memangnya, apa yang telah kulakukan? Atau, apa yang sebenarnya dilkukan seseorang padaku?
Hal terakhir yang kuingat adalah sebuah benda tumpul menghantam keras kepalaku, hanya itu. Rasa pusing yang luar biasa tiba-tiba mendera kepalaku. Oh astaga, seluruh tubuhku terasa sakit.
Kuedarkan seluruh pandanganku. Aku di dalam ... mobil? Tapi, mobil siapa? Apakah aku diculik?! Ini lebih buruk dari yang kukira. Tapi, kemana orang yang menculikku?
Krsk! Krsk! "Waktumu telah tiba!"
Radio mobil ini tiba-tiba menyala, lalu apa maksud perkataan itu?
Tik tok!
Eh, bukankah itu suara jam? Dapat kurasakan mobil yang kutumpangi mulai bergerak sendiri, melaju cepat menuruni jalanan yang curam.Kupertaja
Usaha yang sia-sia. Kaca itu hanya bergoyang-goyan
Kuputuskan untuk segera menghentikan laju mobil ini. Kutanamkan dalam-dalam kedua kakiku yang tengah diikat ke rem mobil sialan. Mobil ini melambat, tapi masih tetap melaju. Sial!
Dermaga danau semakin dekat. Aku semakin blingsatan, menginjak pedal rem secara kasar dan membabi buta. Apakah tidak ada yang bisa menolongku? Kenapa kawasan ini sepi sekali?!
Dermaga sudah di depan mata.
Sial! "Aaaa!" Kuinjak pedal rem itu dengan sekuat tenaga. Berhasil! Mobil ini berhenti.
Untunglah.
Kunetralkan nafasku yang memburu, akhirnya aku bisa bernafas dengan lega. Segera kulepaskan tali yang membelenggu tanganku dengan cara menggigit simpul ikatannya. Sedikit susah memang, tapi aku bethasil. Kuusap keringat yang mengucur deras dari pelipisku. Sekarang, pasti akan lebih mudah melepaskan ikatan di kaki dengan tanganku yang bebas.
Krsk! Krsk! "Waktumu telah tiba!"
Tik tok!
Tit! Tit! Tit!
Radio itu kembali berbunyi sama seperti sebelumnya, lalu diikuti suara jam yang berdetik. Tapi, apa bunyi terakhir itu? Apakah itu bunyi ... bom?
Duar!
Mobil ini meledak. Aku terlempar jauh menuju danau, dengan pakaian beserta tubuhku yang sebagian terbakar. Perih. Tapi, untungnya aku selamat dari ledakan itu. Aku segera menghirup napas dalam-dalam, sebelum ....
Byur!
Air yang membasahi tubuhku terasa seperti garam, membuat perih di seluruh tubuhku makin menjadi-jadi. Aku tak boleh membuang-buang waktu. Dengan terburu-buru, segera kulepaskan tali yang mengekang kakiku, dengan menahan pedih di sekujur tubuhku. Ya ampun, ini sungguh menyakitkan.
"Waktumu telah tiba!"
Tik tok!
Bagaimana bisa suara itu terdengar lagi? Hey, aku di dalam air!
Entah ini hanya perasaanku saja atau tidak, tapi aku merasa ada pergerakan di belakangku. Aku harus segera berenang, sebelum napasku habis. Ya ampun, rasa pedih ini sungguh tak tertahankan.
Hap!
Siapa yang mencekal kakiku? Kutolehkan kepalaku ke belakang. Siapa dia?!
Wajah badutnya yang mengerikan menunjukkan seringai menakutkan. Ia menarik-narik kakiku ke dasar danau, tak memberikan kesempatan padaku untuk mengambil napas. Kemudian, tangan besarnya yang bebas merogoh-rogoh ke dalam pakaian anehnya. Lalu mengeluarkan sebuah benda yang berkilat-kilat ditimpa cahaya bulan. Apa yang akan dilakukannya dengan pisau itu?!
Jleb!
"Engkh!" Air langsung mengisi rongga paru-paruku. Dadaku sesak. Badut sialan itu menancapkan pisaunya di betisku. Darah langsung membuat warna dana di sekitarku berwarna merah, memburamkan penglihatanku sekaligus membuatku lemas. Aku meronta dengan tenagaku yang masih tersisa, menendang-nenda
Akhirnya aku bisa mencapai permukaan dengan usaha yang begitu keras. Segera kulepaskan pisau yang masih menancap di betisku. "Argh!"
Kubaringkan tubuhku di rerumputan kering, lalu meraup oksigen sebanyak mungkin. Sebenarnya apa yang terjadi padaku. Percobaan pembunuhan? Tapi, kenapa aku? Aku hanyalah pegawai kantoran biasa, bukanlah orang yang penting.
Srek! Srek!
Seseorang berjalan ke arahku. Kuharap itu orang yang akan menolongku. Kuharap.
Kutolehkan kepalaku yang telah terkulai lemas, ingin melihat orang itu. Oh tidak, badut itu! Tapi, bagaimana bisa? Di- dia bahkan tidak basah sama sekali!
Badut itu menyeringai, lalu mengacungkan pisau tajamnya yang berkilat-kilat,
Tik tok!
***
"Tidak!" Aku terbangun dengan keringat dingin yang bercucuran. Jantungku berdegup kencang, disertai dengan napas yang tersengal-senga
Ah, sudahlah. Aku bersyukur jika aku selamat. Tapi ... kenapa itu seperti nyata? Bahkan rasa sakitnya dapat kurasakan.
"Waktumu telah tiba!"
Tik tok!
Oh tidak!
Tamat.
wah keren nih thrillernya
BalasHapus